Selasa, 16 Februari 2016

Pertimbangan dan Kebijaksanaan




Satu lagi amsal bijak yang sangat indah menurutku.Dalam kehidupan sehari hari entah sebagai apapun profesimu seringkali kita menemui dilema dalam menghadapi suatu permasalahan dan kita harus mengambil keputusan.
              Suatu keputusan terkadang dipengaruhi banyak hal.Salah satunya kepentingan kita sendiri.
Dalam suatu keputusan terkadang timbul suatu celah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,kelompok,golongan sehingga merugikan orang lain.
Disinilah kita diuji…..Haruskah kita memfaatkan celah itu dan merugikan orang lain ?
Pada orang2 yang takut akan Tuhan,biasanya ketika mengambil keputusan yang salah akan menjadi beban di dalam hatinya bahkan termasuk dalam memutuskan perkara yang sepele .Timbul rasa bersalah sehingga hati tidak tenang,tidur tidak nyenyak bahkan timbul rasa khawatir apalagi suatu keputusan yang diambil menyebabkan seseorang/kelompok/golongan menjadi teraniaya, sementara hati kecil mengatakan bahwa keputusan yang dambil kurang tepat.
               Jadi ada baiknya pertimbangan dan kebijakkan selalu digunakan dalam mengambil suatu keputusan.
Dalam contoh kasus “ disuatu tempat terjadi kecelakaan,terdapat orang yang luka luka .Kemudian melintas sepeda motor dan warga membawa korban kecelakaan itu ke RS terdekat berbonceng tiga dan hanya pengemudi yang menggunakan helm.Ternyata di depan ada razia.Dan Pak Polisi mencegat mereka….Jika anda yang menjadi Polisi tersebut apakah yang anda lakukan ? Menilang mereka atau Memaafkan mereka ???.Disinilah kita mengerti apa arti Pertimbangan dan Kebijaksanaan….

Berikut Salah Satu Peristiwa yang menjadi legenda tentang bagaimana Raja Sulaiman dalam mengambil suatu keputusan 2900 tahun yang silam yang bersumber dari Alkitab :

P. Lama: I Raja Raja: 3
3:16. Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya.
3:17 Kata perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu.
3:18 Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah.
3:19 Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya.
3:20 Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku.
3:21 Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan."
3:22 Kata perempuan yang lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati." Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja.
3:23 Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup."
3:24 Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja.
3:25 Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain."
3:26 Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!"
3:27 Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya."
3:28 Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar